Topbet899 - Agen Judi Terpercaya

Minimal deposit 50.000 Proses deposit dan withdraw dalam 3 menit. LIVE CHAT 24/7, Menyediakan berbagai bonus promo menarik Silahkan kunjungi www.topbet899.com

AgungPoker - Agen Poker Terpercaya

AGUNGPOKER.COM AGEN JUDI TERPERCAYA Kami memberikan promo bonus terbaik : - Bonus Refferal 10% - Bonus Rollingan 0,5% - Bonus Deposit New Member Minimal deposit 20.000 dan minimal withdraw 20.000 Proses deposit dan withdraw dalam 5 menit. LIVE CHAT KAMI 24JAM SILAHKAN HUBUNGI WWW.AGUNGPOKER.COM PIN BBM KAMI : 222659DA LINE : AGUNGPKR WHATAPPS : +85585754910

Thursday, November 30, 2017

Hasrat Bercinta Pada Masa Pubertas

Kisah Sex - Memang kalau aku ingat masa-masa puber pertama, aku sering tersenyum-senyum sendiri, mentertawakan Nafsu sex-ku yang tidak kunjung padam. Bayangkan saja, Dalam sehari bisa 3 s/d 6 kali aku onani. Setiap ada kesempatan pasti langsung aku lakukan tidak perduli tempat dan waktu. Melihat paha sedikit langung saja senjataku mengeras, dan tidak akan tidur jika belum dilepaskan lewat onani.
 


 
Situs Bokep Online - Di sekolah (Waktu itu aku masih duduk dibangku SMP), di rumah, Otakku tidak pernah lepas dari keingintahuan akan artinya Sex. Bagaimana nikmatnya berciuman?, Bagaimana nikmatnya Mengelus payudara wanita?, dan bagaimana jika senjataku masuk di dalam lubang kenikmatan wanita? Bagaimana rasanya mengulum puting payudara ?, Bagaimana rasanya Menjilati kemaluan wanita? Semua menjadi beban pikiranku dari hari ke hari. Paling pelampiasanku hanyalah membaca stensilan karya Enny Arrow.

Sambil membayangkan pelakunya adalah aku, tanganku dengan trampil melakukan kegiatan mengocok penisku, sampai spermaku keluar. Tapi anehnya meskipun sudah keluar tiga kali tapi kalau buku yang aku baca belum selesai, tanganku tidak akan diam dan senjataku tidak akan lelah memuntahkan isinya keluar berapa kalipun. Padahal kalau sekarang boro-boro bisa 5 atau 6 kali, 2 kali saja rasanya sangaaaaat lelah.. ( Kenapa ya? )

Sampai suatu saat, keingin tahuanku tentang sex, sedikit demi sedikit mulai aku ketahui dan rasakan… Pada saat-saat sekolah, kebetulan sekali aku dikaruniakan Tuhan otak yg lumayan cemerlang. Aku selalu mendapatkan ranking pertama di kelas, meskipun juga aku mendapatkan ranking pertama dalam kebadungan. Entah sudah berapa kali aku tertangkap membawa Stensilan, rokok, bahkan ganja. Hukuman paling berat paling hanya skorsing seminggu, tapi pernah juga aku disuruh keliling kelas per kelas sambil disuruh membaca stensil dan merokok, dengan membawa papan nama yang dikalungkan di leherku dgn tulisan spidol ” JANGAN CONTOH AKU “.

Tapi kebengalanku tidak membuat teman-temanku menjauh. Bahkan bermodalkan dengan ranking pertamaku, teman sekelasku yang mempunyai adik yang masih di SD, memintaku untuk memberikan les private di rumahnya, Perlahan tapi pasti anak buah lesku semakin banyak. Pada akhir bulan aku bisa mengantongi Rp 300.000,- jumlah yg cukup besar buatku waktu itu, dan pada saat terima amplop gaji yang kesekian kalinya, aku mulai mewujudkan cita-cita puberku untuk menikmati indahnya sex dengan seorang wanita, dari pada habis buat minum-minum dgn teman, toh tak ada salahnya aku mencoba.

Aku ingat sekali waktu itu Malam Minggu aku sedang ngumpul dengan teman-temanku sambil main gitar dan menenggak minuman keras di pinggir jalan. Tiba-tiba gerimis datang, kami semua berlarian berteduh di salah satu warung. Jam baru menunjukan pukul 22.00 tapi temanku satu persatu bubar, mungkin karena cuaca yang kurang bagus. Biasanya pasti sampai matahari terbit baru pada bubar. AKu yang rumahnya paling jauh tidak ada teman. Tinggallah aku sendirian berdiri. Rokok yang kuhisap dan minuman yang masuk ke dalam kerongkonganku tidak dapat menghalau dinginnya malam.

Pikiranku semakin mengembara akan arti sebuah sex. Aku segera menyetop sebuah bajaj yang kebetulan lewat. Aku minta diantar ke Lokasi WTS kelas teri kalijodoh (Rumahku memang tak jauh dari lokalisasi tersebut). Gerimis ternyata tidak menghalangi para pencari dan penjual kenikmatan bertransaksi. Suasananya masih ramai seperti pasar. Aku segera turun dari bajaj dan berjalan kaki menelusuri komplek. Banyak sekali wanita yang asyik mengobrol, bercanda, dandanannya yang medok dan norakjelas sekali, rata-rata usianya sebaya dengan mamaku.

Aku terus melangkahkan kaki di tengah gerimis. Sesekali ajakan mampir berseliweran di kanankiriku. Aku mencoba bersikap dewasa padahal jantungku sudah bergemuruh tak karuan. Memang badanku ternasuk bongsor, sehingga orang tidak akan menyangka bahwa aku masih SMP kelas III. Sampai lelah kakiku, aku belum menemukan wanita yang usianya muda. Aku segera menghentikan langkahku begitu kutemui warung rokok. Sambil aku membeli rokok, aku mencoba bertanya di mana ada wanita yang muda. Penjual rokok itu memberitahukan jalan kepadaku.

Ternyata aku harus turun dulu dari jalan utama, Melewati lorong sempit yang sumpek, akhirnya aku menemukan sekumpulan wanita muda. Baru saja aku mau menegur, mereka berebutan menarik tanganku, Aku yang memang baru pertama kali pasrah saja dan tidak dapat berbuat apa-apa, hingga akhirnya seorang wanita setengah baya melerai mereka, dan menyerahkanku kepada seorang wanita yang cukup cantik, katanya namanya Tina, sedangkan wanita yg melerai tadi adalah Mami / germo mereka. Tina membimbingku memasuki kamar sempit, yg hanya berisi tempat tidur single yang sudah bau apek, dan seember air + gayung.

Aku yang waktu itu memang baru pertama kali sama sekali tidak perduli dengan keadaan kamar tempurnya, yang ada di otakku adalah bahwa sebentar lagi aku merasakan nikmatnya seks. Lampu remang-remang jelas sekali membentuk keindahan tubuh Tina yang mulai membuka bajunya. Jantungku semakin keras berdebar. Tanpa basabasi lagi Tina mulai menggerayangi tubuhku, baju dan celanaku langsung dilepasnya. Tidak ada pemanasan. Tina yang kini hanya mengenakan BH, dan celana dalam langsung saja menyerangku dengan kelihaiannya, Tanpa sadar aku sudah telanjang bulat. Lidahnya menari-nari di dadaku, tangannya mengocok lembut senjataku yang sudah mengeras.

Kenikmatan yang timbul akibat perlakuan Tina membuat seluruh tubuhku bagai dialiri setrum, dan pada saat senjataku dimasukan ke dalam mulutnya, aku sudah tak tahan lagi, kusemprotkan seluruh spermaku kedalam mulutnya. Tina langsung mengenakan pakaiannya kembali, Aku terkejut dan menariknya.

“Belum mbak”
“Lho, bukannya mas sudah keluar?”
“Iya,, tapi kan belum dimasukin”
“memangnya masih bisa” Aku kala itu agak bingung dengan pertanyaannya, sekarang sih aku ngerti arah pertanyaannya.

Aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dengan rakus.

“pelan pelan dong mas!” aku tak perduli lagi, tanganku langsung meremas buah dadanya, BHnya segera kulepaskan, Senjataku yang masih tegang menyodok-nyodok perutnya.

Kulumat puting buah dadanya dengan lidahku. Tina menarik kepalaku.

“Mas, jangan dihisap! Saya masih menyusui” Aku tak perduli, imajinasiku di stensilan semua kupraktekan, bahkan tanpa jijik aku menjilati kemaluannya.

Baunya sungguh sangat tidak enak, tapi nafsuku kala itu mengalahkan semua perasaan jijik. Perlahan kulihat Tina mulai terbawa nafsu, mungkin akibat perlakuanku yang mencumbunya habis-habisan yang tidak pernah didapatinya selama ini.

“Achhh, Mas!” terus… enak……. Aku semakin semangat.

Tiba tiba Tina menggenggam senjataku dan langsung membimbingnya ke lubang kemaluannya. Jantungku berdebar semakin keras. Inilah saat pertama kali senjataku terbenam ke dalam kemaluan seorang wanita.

“Tekan.mas!”Aku langsung menekan kemaluanku sampai amblas
“Achhhhh……..” Tina menjerit.

Aku mulai manaik-turunkan pantatku. Imajinasiku sebagai seorang lelaki perkasa membawa langkahku untuk mencoba semua gaya dalam teori, Depan, samping, belakang semua aku praktekan. Tina pandai sekali mengimbangi gerakanku. Goyangan pinggulnya yang lincah semakin membuat suasana menjadi panas. Aku bertahan dengan imajinasiku untuk tidak keluar sebelum wanita keluar. Ternyata berhasil. Seluruh tubuhku sudah penuh dengan peluh, akhirnya entah menit keberapa, Tina histeris, seluruh tubuhnya mengejang dan bergetar dengan hebat. ternyata dia orgasme. Aku merasakan lobang kemaluannya semakin becek.

Aku berkonsentrasi penuh mendaki puncak kenikmatan, gerakan pantatku semakin cepat, dan tak beraturan. Aku mulai merasakan spermaku sudah diujung senjataku. Tina semakin lincah menggoyangkan pinggulnya. Akhirnya dengan sekali sentakan ke dalam, amblaslah seluruh batang senjataku di dalam lubang kemaluan Tina. Seluruh tubuhku merinding merasakan ejakulasiku yg pertama di dalam lubang kemaluan seorang wanita. Aku Terbaring diam mengatur jalan pernafasanku.

“Mas, baru pertama, ya?”
“Lho, kok mbak tahu?” Tina hanya tersenyum, lalu beranjak membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya kembali.

Sesuai kesepakatan awal, aku menyerahkan uang atas kenikmatan yang aku beli. Namun sungguh diluar dugaan, Tina menampik uangnya.

“Mas, tidak usah bayar, Aku senang kok!”
“Tapi, besok-besok mampir lagi kesini ya” Tina lalu keluar kamar meninggalkanku seorang diri, Aku termenung membayangkan hal yang baru saja terjadi.

Sungguh nikmat sekali bersetubuh dengan wanita. Gratis lagi! Besok lagi ah ! aku bergumam dalam hati. Aku segera mengenakan pakaianku kembali. Gerimis di luar ternyata telah berubah menjadi Hujan deras. Aku tak perduli lagi. Aku berlari, berlari dan terus berlari dari komplek lokalisasi itu. Dengan Badan basah kuyup aku berjalan menuju rumahku. Hujan deras sama sekali tak aku rasakan, yang ada di pikiranku hanyalah satu: Bersetubuh itu NIKMAT.

Sampai tak terasa aku tiba didepan rumahku. Dikamarku, aku merenungi kembali. Perjakaku diambil seorang WTS. Dan rasa nikmat saat senjataku masuk ke dalam kemaluan seorang wanita terus terbayang. Aku merasa diriku telah Dewasa, karena telah melakukan Hal yang Masih dalam angan-angan pria seusiaku. Aku tersenyum membayangkan itu. Tanpa sadar tanganku kembali mengocok senjataku yang kian mengeras. Makin lama kocokanku makin cepat, hingga memancarlah lahar panas ke atas perutku. Aku tak memperdulikannya. Mataku terpejam, menikmati tidur malam yang indah.


TAMAT
 
https://goo.gl/H4Wq1W
 

Nafsu yang Sudah Tak Tertahankan

Cerita Hot - Belum lama ini aku kembali bertemu Nana (bukan nama sebenarnya). Ia kini sudah berkeluarga dan sejak menikah tinggal di Palembang. Untuk suatu urusan keluarga, ia bersama anaknya yang masih berusia 6 tahun pulang ke Yogya tanpa disertai suaminya. Nana masih seperti dulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah merekah,


Bokep Jepang - Rambutnya yang lebat tumbuh terjaga selalu di atas bahu. Meski rambutnya agak kemerahan namun karena kulitnya yang putih bersih, selalu saja menarik dipandang, apalagi kalau berada dalam pelukan dan dielus-elus. Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Nana.

Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Nana) serta Nana dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.

Hari-hari berikutnya, Nana masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Nana. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Nana menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Nana. Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Nana selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Nana sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Nana.

Tampaknya Nana tulus dan ikhlas membantu kami. Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Nana mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Nana tiba-tiba muncul.

“Ada apa Na, malam-malam begini.”
“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”
“Ya, Dari mana kamu?”
“Sengaja kemari.”
Nana mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Nana terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

“Ada apa, Nana?”
“Mas… aku pengin seperti Mbak Tari.”
“Pengin? Pengin apanya?” Nana tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
“Nana, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menungguku selesai bicara, Nana sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras. Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku. Nana merenggangkan pagutannya dan katanya, “Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”

Kuangkat tubuh Nana dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.
“Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari.”
“Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo,” kata Nana sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut. Nana merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Nana kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Nana. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.

“Kamu amat bergairah, Nana..” bisikku lirih di telinganya.
“Hmmm… iya… Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.
“Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama… ukh…” serunya sembari menelan ludahnya.
“Ayo, Mas… teruskan..”
“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”
“Semuanya,” kata Nana sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Nana telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Nana lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Nana, namun menambah nikmat aroma gadis muda.

Tangan Nana mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya. “Sedot kuat-kuat Mas, sedooottt…” bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Nana tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. “Mas lepas…” katanya sambil telentang di lantai. Nana meminta aku melepas pakaian. Nana sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Nana melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Nana melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.

“Mas sedot Mas… teruskan, enak sekali Mas… enak…” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Nana. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat “cocorde” milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Nana tampak sedikit tersentak. “Ukh… khmem.. hsss… terus… terus,” lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya. Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Nana dengan teknik petik melodi.

Nana menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas… Mas… ampun… terus, ampun… terus ukhhh…” Sebentar kemudian Nana lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Nana kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif. Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Nana menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Nana. “Uh… Mas… apaan ini,” kata Nana kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Nana langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.

“Mas… ini asli?”
“Asli, 100 persen,” jawabku.
Nana geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras. Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”
“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”
“Alangkah bahagianya MBak Tari.”
“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”
Nana langsung menarik penisku. “Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan.”
Nana menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Nana memandangiku penuh harap.

“Cepat Mas, cepat..”
“Sabar Nana. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang…”
Namun tampaknya Nana tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Nana. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. “Cepat Mas…” ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Nana justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas. Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Nana tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Nana tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.
“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa… tusuk aku. Keras… keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Nana menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..” Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Nana, meleleh keluar. Aku melirik, darah… darah segar. Nana diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Nana dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Nana sedikit berkurang ketegangannya.

Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Nana mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Nana pasrah dan tidak sebuas tadi. Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Nana mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih,

“Uuuhh.. Mas… uhhh… enaakkkk.. enaaakkk… Terus… aduh… ya ampun enaknya..” Nana melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Nana yang terkulai.

“Nana, kenapa kamu?”
“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”
“Kamu juga liar.”

Nana memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Nana mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.

Sejak kejadian itu, Nana selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Nana waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Nana mengaku puas.

Setelah lulus, Nana menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.
“Mas Danu, mau nyoba lagi?” bisiknya lirih.
Aku hanya mengangguk.
“Masih gede juga?” tanyanya menggoda.
“Ya, tambah gede dong.”

Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.
“Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?” tanyanya.
“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.
Dan, Nana pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan.


TAMAT

https://goo.gl/xmNKW7
 

Wednesday, November 29, 2017

Sekretarisku Sebagai Pemuas Nafsuku

Cerita Skandal Seks - Ini bermula dari waktu aku lulus dari perguaruan tinggi dan aku mulai mencari pekerjaan, orang tuakupun menginjinkan aku merantau mencari pekerjaan, mungkin menurut orang tuaku aku sudah dewasa, sudah tahu baik dan buruknya kehidupan. singakt cerita nasib mujurpun aku dapati dari tempat aku bekerja yang sekian lama.
 


 
Bokep Online - Cerita nya aku diangkat dengan atasanku sebagai kepala cabang di sebuah wilayah. Pada awal bulan selalu menyajikan pagi yang indah. masa laporan bertumpuktumpuk telah lewat, mana kantong juga masih tebal. dunia telah melayaniku dengan sangat memuaskan dan merubahku dari seorang lelaki kampung yang lugu menjadi laki laki kampong yang liar.

Posisi kantorku ada di lantai belasan. dengan ruang di pojokan dan pemandangan penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibasuh oleh lalu lalang paha yang mulus dan dada penuh wanita wanita karir yang terpampang di lensa mataku. dasar wanita, selalu ingin dikagumi. dan aku tak malu untuk mengakui bila selalu aku mengagumi mereka. dan tentu menikmati pula. dengan teropongku. dan dengan yang lain pula.

perusahaan tempat aku hidup bukanlah yang terbesar diantara ribuan perusahaan yang sama yang ada di jakarta. namun jelas bukan yang terkecil, karena perusahaan ini telah setuju membayarku dengan gaji yang lumayan tinggi. meski untuk itu aku harus menyerahkan segalanya. seluruh waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, dan semuanya.

karena itu aku selalu merasa untuk harus memiliki sesuatu kegiatan yang bisa meredakan tekanan ini. dan karena jelas waktuku telah dibeli lunas perusahaan tempat aku bekerja, Untuk menghilangkan kejenuhan pekerjaan yang terlalu banyak, aku mulai mencari hiburan melalui browsing situs seks yang mungkin bisa memuaskan aku. lalu tidak lagi.

Menghadirkan situs Ceritasex.asia cukup yang cukup menghibur. lalu tidak terlalu lagi. maka mau tidak mau aku menyajikan laga seru tepat di meja kerjaku. dan siapa lagi bintang utamanya kalau bukan aku. dan tentu saja salah seorang anak buah, Sekretarisku Nofi, dia seorang dari kota yang sama denganku.

Awalnya asal usul yang sama membuat kami merasa lebih dekat dibanding dengan teman yang lain. aku membuat peluang untuk menjadi lebih dekat. lalu beban pekerjaan yang sama. membuat kami semakin dekat, tetapi jelas buatku untuk berpacaran bukanlah suatu pilihan. aku tak ingin terikat untuk sementara waktu.

dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat. lalu aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku temui. aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. terakhir aku mulai merasa kalau dadanya yang sedang sedang saja itulah yang paling indah di dunia, juga pantat yang menonjol di bawah pinggang yang ramping itu. apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya putih mulus sampai kaki terbalut sepatu hak tinggi itu adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. tetapi ini tidak aku katakan.

Terkadang aku tersenyum sendiri menghirup kopi. lalu meraih sebuah laporan di mejaku. Beberapa saat mataku terpaku, membayangkan tubuh indah Nofi tanpa busana dan meliuk liuk dan hayalanku semakin jauh.

Aku memutuskan menghubungi nofi dengan alasan soal laporan, suara merdu kembali bergumam akrab, berisi penjelasan dan sedikit gurau. dia memang tidak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang potensial. tentu saja cukup pengakuan dalam hati.

udah kamu kesini aja terangin langsung. aku gak nyambung.
ceklek. telfon kututup. peluang kubuka.
tidak lama menungu si sintal itu datang. blazer tanpa dalaman membuat aku terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sambil duduk didepanku. mataku bekerja keras, ke wajahnya biar dia tankap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya.

aku menghela nafas, menunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya dan posisi duduk kami.
udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik.

dia beranjak, lalu pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat memutari meja besar milikku dan berdiri disampingku. lalu merunduk. tubuh kami begitu dekat. Lalu nofi kembali menyerocos menerangkan laporan tanpa masalah itu. sambil memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. entah dia sadar ata tidak, yang jelas yanti diam saja.

gerakan tanganku yang mulai nakal, dan meraba wilayah pinggul indah itu.
yanti tiba tiba diam.
pak , protesnya. sambil mendelik.
sst, kataku sambil tersenyum dan sambil melanjutkan aktivitas tanganku, namun kali ini agak ke bawah.
pak, saya tidak suka
hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah karena merunduk, kutarik dan xxx dengan lidahku yang mendidih. dia menolak. wajar. namanya juga pembukaan.
saat rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.
jangan pak ..

aku tak peduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat mencegah leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membasuh punggungnya, pantatnya juga pahanya. lalu kubisikkan.aku sayang kamu nof, tentu saja itu gombal,sangat sayang.

entah bagaimana detailnya, tapi aku rasa perubahan itu berlangsung hanya beberapa menit. dan kini kami telah saling berpagutan. bibir kami mengeluarkan jurus jurus andalan dan pamungkas seolah saling berusaha untuk mengalahkan. dan tanganku aku tak ingat telah kemana saja. yang pasti pantat itu kini kuremas tanpa terhalang lagi oleh rok span yng digunakan nofi, matanya terpejam penuh penghayatan. nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja dan tangan kanannya menjambak rambutku. tubuhnya masih meliuk liuk penuh sensasi.

kami bergumul semakin liar. lonjakan lonjakan kami semakin tak terkontrol. gelombang itu tak dapat tertahan lagi. terasa panas seolah ada diubun ubun. lalu kurengkuh tubuhnya dengan sangat erat. kami saling melekat dengan sangat erat.

kami berpelukan lama. melepas ketgangan ini. dan berangsur angsur mengembalikan kesadaran kami. ruangan yang tadinya terlihat kabur sedikit demi sedikit menjadi jelas.
meja, kursi, deretan sebagai saksi bisu.

Mulai saat itu Nofi sekretarisku adalah pemuas nafsuku, entah sampai kapan hubunga ini akan berakhir.


TAMAT
 
 
https://goo.gl/xmNKW7

Kusetubuhi Pasien ku Yang Pingsan

Cerita Sex Indo - Sebut saja namaku Bento, seorang pemuda yang lahir 29 tahun yang lalu di sebuah desa di lereng gunung lawu jawa tengah, tawang mangu tepatnya aku dilahirkan dari sebuah keluarga petani sayur yang bisa dibilang terpandang di kampungku. Hal tersebut terjadi karena orangtuaku adalah pemilik mayoritas tanah di lereng gunung yang dingin itu.


Situs Bokep - Selepas menamatkan pendidikanku di mts (setara smu) di sekitar tempat tinggalku, kulanjutkan pendidikanku ke ungaran di sebuah sekolah kesehatan ternama di kota itu, sesuai cita citaku untuk mengabdikan hidupku untuk membantu sesama, terutama kaum menengah kebawah seperti penduduk di kampong tempat tinggalku.

Empat tahun sudah aku menjalani pendidikan di sekolah tersebut yang kulalui dengan sungguh sungguh, berharap dapat lulus dengan nilai yang memuaskan, sehingga dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan sesuai yang aku harapkan.

Sudah tiga tahun aku lulus dari sekolah kesehatan, dan selama itu pula aku bekerja di sebuah rumah sakit di semarang. Karena pada saat aku lulus dengan peringkat ke tujuh dari 500 siswa, rumahsakit tempat aku magang dahulu langsung merekomendasikan aku ntuk menjadi karyawannya, walaupun masih phl (petugas harian lepas) tapi aku sangat bersyukur waktu itu.

Dua tahun kemudian aku diangkat sebagai pegawai negeri dan di tempatkan di sebuah rumah sakit jiwa yang masih berada di wilayah semarang. Seketika pada saat aku menerima skep pengangkatanku di rumah sakit jiwa aku menyesal. Apa yang harus ku perbuat dengan orang orang yang menderita gangguan jiwa disana, bisa bisa aku malah ikutan jadi gila. Singkat kata kujalani saja pekerjaanku dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi hingga saat ini menginjak tahun ke dua.

Siang itu giliranku piket jaga untuk 24 jam kedepan, sekira jam sepuluh pagi telepon di ruang piket berdering, setelah kuangkat ada permintaan penjemputan seorang pasien yang diduga menderita gangguan jiwa. Dari permintaan seseorang diseberang alat telepon yang mengaku anggota kepolisian meminta pihak rumah sakit menyediakan peralatan untuk menenangkan dan membawa pasien ke rumah sakit. Beberapa saat setelah melakukan procedural pelaksanaan tugas kami bergegas menuju lokasi di sebuah kota di daerah magelang.

Dari informasi sementara dari yang kami terima, calon pasien kami adalah seorang remaja putri berusia dua puluh satu tahun yang menderita gangguan jiwa dengan dugaan sementara karena telah direnggut kegadisannya oleh kekasihnya yang kini sirna entah kemana

Sampai dilokasi kami langsung disambut oleh isak tangis keluarga yang memohon kesembuhan bagi putrinya. Dari keterangan petugas kepolisian dan dari orang tua pasien geisha telah menjalin hubungan dengan andi yang kini pergi setelah berhasil menggagahi putrinya, walau kemungkinan kehamilan itu belum jelas namun trauma yang diderita geisha seorang gadis dengan kulit putih dan badan yang montok itu sedemikian berat, sehingga dalam sakitnya dia mengancam semua orang yang mendekatinya karena khawatir akan memutuskan hubungannya dengan andi pacarnya.

Tolong sembuhkan anak kami pak sepatah kata yang terlontar dari mulut seorang ibu disela isak tangisnya.

Setelah melakukan pengamatan, saya dan satu rekan saya bambang memutuskan untuk memberikan suntikan penenang kepada geisha demi kemudahan perjalanan kami, dan setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga persiapan tindakan kami lakukan. Aku mengeluarkan satu ampule deazepamp dan spetnya sedangkan bambang dengan senyum ramah berusaha mendekati geisha yang dari tadi terus memeluk bantal sambil memanggil nama andi

Dengan cepat bambang menindih tubuh geisha dan menarik tangan kanannya ke sisi untuk memberikan ruang bagiku untuk menyuntikkan obat penenang ke nadi geisha. Lima belas detik kemudian usaha geisha untuk meronta melepaskan pegangan bambang pun melemah dan . Dia tertidur dalam pengaruh obat penenang. Berdua kami menggendong tubuh geisha yang kini lemas ke dalam mobil khusus expedisi pasien. Kami baringkan geisha di bagian belakan kendaraan dan kami kunci pintu nya dari luar.

ada yang mau ikut mengantar? tanyaku kepada keluarga ketika akan meninggalkan rumah geisha.
iya pak, tapi kami pakai mobil sendiri karena nanti sore kami harus kembali kesini jawab ayah geisha.

Rombongan mobil berjalan beriringan dengan mobil kami berada di posisi paling depan. Dalam perjalanan sesekali aku harus mengontrol kondisi geisha karena khawatir kalau pengaruh obat penenang itu pudar walaupun sebenarnya sudah kupersiapkan untuk lima jam perjalanan. Ketika kulakukan pengecekan, terlintas dalam benakku ternyata geisha adalah gadis yang cantik Owhh,dengan rambut lurus sebahu tinggi badan tak kurang dari 160 cm ditambah badan yang montok Benar benar gadis yang cantik, bisikku.

mbang, pasien kita cantik lho mbang kataku kepada bambang yang sibuk mengendalikan kemudi.
iya, tapi sayang gila jawabnya tanpa ekspresi sedikitpun.

Hmm. sejenak kunikmati ayu wajah geisha, ingin rasanya kuremas buah dada montok yang menyembul dari kaos putih yang dikenakan geisha. Dalam benakku lho kan ni mobil kan nggak ada jendela so nggak mungkin orang diluar melihat apa yang ku lakukan. Sedangkan bambang?? fokus ke kemudi pikirku.

Iseng kuraba buah dada geisha yang terlihat menantang dibalik tulisan guess di kaos ketatnya. Geisha diam saja ketika jari ku mulai menjelajah ke vagina mungil yang dibalut celana jeans hitam, hanya kepala dan badannya yang bergoyang goyang karena gerakan kendaraan.

Benar benar useless ni cewek, membuatku semakin tak bisa menahan diri. Kurubah posisi tangan geisha ke atas kepala dan mengikatkannya kepada besi pengait yang ada di atas dragbar, kutarik keatas kaos putihnya sehingga nampaklah sepasang buah dada nan indah menyembul dari balik kaos itu. Kukulum dan kuhisap putingnya, kumainkan dengan penuh nafsu dan geisha tetap terlelap dalam pengaruh obat penenang.

Kulepaskan perlahan kancing dan dengan hati hati kuturunkan celana nya, ampun. Terpampang dihadapan ku sebuah pemandangan yang selama ini hanya ada dalam benakku, kemaluannya sungguh indah .. dengan bulu halus menghiasi atasnya Kujilati dan kuhisap klitoritsnya . sambil kedua tanganku memainkan putting merah geisha yang kini mulai agak mengeras. Sedikit lenguhan keluar dari mulut mungil geisha ketika kujulurkan lidahku memasuki liang kemaluannya.

Sejenak aku takut dengan tindakanku tapi, .. toh geisha kan udah nggak perawan minimal itu keterangan dari orang tua dan pihak kepolisian. Jadi its ok babe kuturuti nafsuku yang kini sudah ada di ubun ubun,

..kubuka restleting celana seragamku dan kukeluarkan batang kemaluanku yang kini sudah mengeras. Kuangkat sedikit tubuh geisha sehingga kepalanya mendongak keatas, kubuka mulutnya dan sangat kunikmati hangatnya mulut geisha ketika batang penisku masuk ke dalam mulutnya. Dengan mata yang masih terpejam geisha seakan menikmati juga kerasnya kemaluanku di dalam mulutnya

Puas melakukan oral di mulut geisha, kini tujuan utamaku adalah kemaluannya yang indah. Kuambil posisi sejajar dengan geisha dan dengan perlahan kudorong masuk kepala penis ke dalam vagina geisha. Agak susah, mungkin karena baru beberapa kali aja di menerima tamu penis laki laki. Uh geisha melenguh dengan sedikit mengangkat kepala, namun kembali dia terlelap dalam buai deazepamp. Kutarik sedikit penisku dan kembali kudorong dengan tekanan yang lebih kuat, kuulang beberapa kali dan akhirnya lancer juga walau agak sesak.

Dengan penuh nafsu yang meracuniku telah kucumbu kujilat dan kusetubuhi pasien ku dalam keadaan tak sadarkan diri. Dan aku tak menyesal, hinggak akhirnya aku mencapai klimaks dan kubuang seluruh spermaku diatas tubuh geisha yang masih tergolek tak berdaya.

Setelah merapikan pakaianku sendiri, kukenakan kembali pakaian yang dikenakan geisha mulai dari celana dalam, jeans dan terakhir kaos putihnya setelah sebelumnya kubersihkan tubuhnya dengan cairan alcohol (supaya bau spermanya hilang). Ketika aku kembali duduk di bangku depan kendaraan kami sudah sampai semarang.

Hh. Hampir sampai, bisikku.
gimana ? cantik? Tanya bambang mengagetkanku.
yup jawabku singkat.


TAMAT

https://goo.gl/H4Wq1W
 

Tuesday, November 28, 2017

Buah Dada Mama Yang Begitu Kenyal dan Empuk

Cerita Hot - Sudah 2 minggu Papaku berada di luar kota karena urusan kantornya. Aku dirumah tinggal bersama Mama (41 tahun), Adik perempuanku (12 tahun), dan Kakak laki-lakiku (20 tahun), sedangkan aku sendiri berumur 18 tahun. Mamaku seorang wanita yang sangat menarik, wajahnya cukup cantik, kulitnya mulus, tapi aku nggak pernah kepikiran untuk menyetubuhinya, hingga pada suatu siang, aku nggak kekampus, adikku masih disekolah, sedangkan kakakku ada dikamarnya.



 
Bokep Online - “Ataa…kemari sebentar, sayang!” Terdengar suara mama memanggilku dari arah kamar mandi. Aku langsung bergegas kesana,
“Ada apa, mama?” Tanyaku.
“Sayang, tolong diputar kran air ini, keras sekali” Mama hanya mengenakkan handuk yang tidak terlalu lebar di tubuhnya. Paha mulusnya terlihat jelas, serta belahan dadanya yang indah nampak juga. Darahku sempat berdesir menyaksikan pemandangan itu.Aku langsung menuju keran air dan memutarnya, ternyata keran itu benar-benar keras. Aku mengerahkan semua tenagaku, dan akhirnya air memancar dengan deras sehingga mengenai sebagian pakaianku.

“Aku jadi basah nih mama” Kataku.
“Buka aja pakaian kamu, biar nanti mama yang nyuciin” Aku langsung membuka pakaianku kecuali celana dalam yang aku kenakan.
“Itu juga kan basah, dibuka aja sekalian” Kata mama. Aku jadi malu telanjang didepan mama. Akhirnya aku melepaskan celana dalamku. Batang penisku setengah berdiri menggelantung di selangkanganku. Mama tersenyum,
“Wah, besar juga anu kamu” Wajahku memerah, mama kemudian melepas handuknya dan memberikannya padaku
“Nih keringin tubuh kamu dengan ini”. Aku sangat terkejut, mama tidak memakai BH dia hanya mengenakkan CD saja. Buah dadanya yang bulat indah terpamapang jelas didapan mataku.
“Kok kamu jadi bengong begitu, belun pernah liat yang ginian yah?” Mukaku tambah merah. Mama kemudian membalikkan tubuhnya dan segera mandi dengan air yang memancar dari shower.

Aku belum beranjak sedikitpun.

“Nak, tolong punggung mama disabunin”. Aku mengambil sabun cair, dan mulai menggosokkan punggung mama. Aku rasakan kulit mama yang masih kencang dan lembut. Punggung mama yang mulus aku gosok namun bisa desebut membelai dari pada menggosok punggung mama.

Kami menghadap sebuah cermin besar yang ada dikamar mandi, hingga bagian depan tubuh mama terlihat jelas dengan buah dada yang masih kencang dan besar juga putting payudara mama yang berwarna coklat tua namun sangan indah dan kontras dengan kulit mama yang putih. Mama memejamkan matanya menikmati usapanku. Jantungku berdetak keras tanda deras nya aliran darah di dalam tubuhku yang membangkitkan hormon kejantananku dan juga nafsu yang semakin naik.

Dengan tangan yang agak gemetar aku mulai memutar gosokan tanganku di punggung mama agak ke dapan dan membelai bagian sisi tubuh mama. Aku semakin tak dpat mengontrol nafsu dan libidoku. Jiwa ku bergejolak antara tidak atau lakukan untuk mulai merangsang mama. Namun pertahanan iman ku jebol juga. Aku dekatkan tubuhku yang bugil makin mendekat tubuh mama, dan aku dekatkan kepalaku ke leher mama. Lalu kemudian kuberanikan diri untuk muncium leher mama, tanganku mulai meremas buah dadanya.

“Jangan, sayang, ini mama kamu”. Tapi mama tidak berusaha untuk melemaskan diri. Aku terus meremas-remas buah dadanya. Aku rasakan buah dada mama yang kenyal dan empuk. Dengan sabun yang masih ada di telapak tanganku, buah dada mama terasa sangat licin namun aku sangat menikmati remasanku di buah dada mama. Mama memejamkan matanya dan bibirnya mulai terbuka dan aku melihat mama menggigit bibir nya sendiri, mungkin mama juga menikmati perlakuan aku, anak kandung nya sendiri.

“Oohh..sshh..jangaann, Ataaa..”. Tiba-tiba mama sadar, ia berbalik kearahku, mukanya sangat marah dan.. “Plaakk” tangan kirinya menamparku. Aku dan mama kemudian diam seribu bahasa. Lalu mama bersuara
“Apa yang kamu lakukan tadi, kamu mau menyetubuhi mama?”. Aku masih diam. Mama maju mendekatiku, aku jadi takut kalau mama akan menamparku lagi. Aku semakin tak karuan karena ketakutan. Ingin rasanya aku langsung lari keluar dan tidak akan bertemu mama lagi, namun….

“Kalo kamu mau begitu, baiklah, terus terang mama juga terangsang dan ingin merasakan batang penis kamu ini, tapi jangan sampai orang lain tahu.” Mama berkata sambil memegang batang penisku yang sudah tegang.

Seperti mendengar petir di siang bolong..!! nafsu ku yang sudah tidak dapat aku kontrol akhirnya mendapat penyaluran nya dan gejolak jiwaku lepas sudah saat mendengar perkataan mama tadi. Aku langsung memeluknya, saat tubuh bugil ku bersentuhan dengan tubuh bugil mama yang basah seakan ada hentakan listrik di dalam tubuhku. Kulit tubuh mama yang lembut kini bersentuhan kulit tubuhku. Libido ku naik hingga puncakya. Dan entah apa yang dapat aku lukiskan dengan kata-kata saat aku mencium bibir mama. Bibir ku bersentuhan dengan bibirnya, ku cium dengan penuh nafsu, mama pun membalasnya dengan liar.

“Mmmmmhh..mmmhhh”. Lidah kami saling beradu satu sama lain. Tubuh kami saling berhimpit, buah dada mama menekan di dadaku,terasa hangat dan sensasi yang mama berikan sangat indah dan nikmat. Penisku juga menekan bagian bawah perut mama yang masih terbilang agak rata walaupun ada sedikit menggembung. Aku rasakan kehangatan tubuh mama walaupun tubuh kami dalam keadaan basah.

Tangan mama megusap penisku. Akh.. nikmatnya saat jari-jemari mama yang panjang lemtik dan telapak tangan mama mengusap permukaan penisku yang makin keras dari pangkal hingga ujung kepala penis, sementara tanganku berada di buah dadanya. Aku remas dengan nafsu,namun aku ingin mama juga menikmati remasan anak nya pada buah dada mamanya, aku berusana meremasnya dengan lembut namun..

Mama kemudian turun kebawah kemudian jongkok, wajahnya kini berada tepat didepan batang penisku yang sudah tegang. Mama menjulurkan lidahnya kekepala pelirku dan akhirnya memasukkan batang penisku kemulutnya.

“Ooohh..sshh..eenaakk mama..maa”. Mama terus mengisap batang penisku. Lidahnya menjalar diseluruh permukaan batang sampai ke kantung zakar. Hangatnya rongga mulut mama sangat terasa di seluruh permukaan batang penisku. Mama memainkan lidah nya di uah jakarku. Lidah mama menyentuh lubang penisku, lalu turun sewrah dengan urat penisku, makin ke pangkalnya, lalu mama megulum buah jakarku. Aku bergidik menahan dan merasakan kenikmatan itu, lidah nya kemudian naik lagi menuju kepala penis dan saat sampai di ujung penisku, mama dengan lahap memasukan lagi penisku ke dalam mulutnya dang kemudian menghisapnya dengan keras.

Aku pegang kepala mama ku sambil membelai rambutnya dan agak sedikti menekan kepala mama ke selangkangan ku. Nafasku makin teregah-engah, lalu aku melihat ke bawah ke arah mama yang dengan nafsu dan cepat mengocok batang penisku di dalam mulutnya. Aku melihat ekspresi wajah mama yang cantik dan terasa semakin cantik saat melihat beliau mengulum dan mengocok penisku. Aku makin merasakan sensai itu saat mama memandang aku kemudian berusaha terseyum walau penisku masih ada di dalam mulutnya.

“Sayaaang, kalo kamu udah pengen keluar, keluarin aja, nanti mama telan” sahut mama sambil mengulum kepala penisku. Terlihat ludah mama membasahi seluruh permukaan penisku hingga terlihat mengkilat dan ada cairan yang sedikit kental yang menempel di antara bibir dan batang penisku.

Aku yang memang sangat menikmati perlakuan mama sudah tidak dapat menahan untuk orgasme. Sambil melanjutkan kocokan nya mama meremas pantat ku Aku kemudian menyemprotkan cairan spermaku… “Crot..crot..crot…” aku semprotkan semua air mani ku di dalam mulut mama. Sambil sedikit mengerang dan sedikit berteriak aku leaskan seluruh nafsu itu di dalam mulut mama ku yang cantik. Mama langsung menelan semuanya, semua calon cucu-cucunya mama telan habis.

Aku merasakan hisapan kuat di penisku.terdengat suara “Glek..” saat mama menelan semua cairan kental dari penisku. Lalu mama mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya, mama mengusap bibirnya yang basah oleh spermaku dan kemudian melanjutkan mengulum penisku membersihkan sisa spermaku. Tubuhku seakan lemas, lutut ku seakan tidak dapat menahan lagi berat tubuh ini, penisku mulai melembek dan terasa agak linu di ujung nya tapi yang aneh biasanya bila aku onani, setelah aku menyemprotkan sperma.

Tak ada 1 menit penisku langsung lembek dan mengecil namun saat ini mungkin kodisinya masih keras 80%, melihat itu mama lalu tersenyum. Aku di biarkan oleh mamaku untuk beristirahat sebentar,namun tidak sampai 2 menit penisku mulai mengeras lagi, nafsu dan libido ku naik lagi melihat mama yang bugil. Mama lalu berbaring dilantai,
“Naaakk, vagina mama di hisap yaa..!” Aku langsung membungkuk dan menjiati seluruh permukaan memeknya.Kelentitnya aku jilat dan kugigit-gigit.

Aku mencium aroma khas kewanitaan mama yang mebuat nafsu ku tak terkendali lagi. Aku merasakan cairan vagina mama yang bening dan terasa nikmat dan gurih. Aku hisap lubang tempat aku lahir dulu, aku masukan lidah ku ke dalam vagina mama yang lembut dan hangat itu. Vagina mama makin basah oleh cairan vagina mama dan juga oleh ludahku.

“Ssssshhhh…yeeeeeaaahh…teerruuss sayaaang” Tidak lama kemudian, mama sudah tidak tahan lagi, tubuhnya mengejang, pantatnya bergerak-gerak tak karuan.
“Ataa..sshh..mamaa sudah maauu keluaarr…sshh..ooh..yeeess” Cairan putih mengalir dari lubang senggamanya, aku langsung menelan seluruh cairan itu. Emh nikmat nya..

Tiba-tiba pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu terbuka, kakakku Rudi masuk, dia sangat kaget melihat yang aku dan mamaku lakukan.
“Apa-apaan kalian, awas nanti aku adukan ke papa”
“Jangan, Rudi sayang, jangan dilaporin ama papa, kalo kamu mau kamu boleh ikut juga”. Kata mama Sementara aku hanya diam dan tak tahuapa yang harus lakukan.
“Boleh nih mam?” Rudi langsung melepaskan pakaiannya. Mama merubah posisinya. Dia sekarang nungging, kak Rudi berada didepannya, penisnya sedang dihisap mama.

Kak Rudi terlihat menikmati isapan mama di batang penis nya. Aku berada dibagian pantat mama. Bongkahan pantatnya ku remas, batang penisku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Liang itu masih terasa sempit.

“Oohh…yeess…mmhh…sshh”. mama mendesah saat perlahan batang penisku masuk menusuk ke dalam vagina mami yang lembut dan hangat.Aku memaju-mundurkan pantatku. “Clook..clookk..clook” aku merasakan jepitan dan remasan otot vagina mami di batang penisku. Daging vagina mama yang lembu, basah dan licin semakin membuat gerakan keluar masuk penisku makin lancar. Sambil aku kocok penisku di dalam vagina mama, aku remas buah dada mama dari belakang dan juga aku cium bagian belakang lehernya.

Aku remas pantat mama, aku belai tubuhnya yang maiknbasah oleh keringat. Aku pegang pinggang mama yang ramping sambil aku tarik seirama dengan gerakan tusukan penisku di dalam vagina nya. Mama tampak sangat menikmatinya. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan meremas buah dada nya.

15 menit kemudian mama berbaring menyamping, kak Rudi menyetubuhi dari belakang. Pantat kak Rudi maju mundur, kaki kanan mama terangkat keatas, tangan mama mengocok-ngocok batang penisku. Suara erangan aku, rintihan nikmat kak rudi dan desahan mama memenuhi ruangan kamar mandi kami. Lalu, kak Rudi berbaring terlentang dilantai, mama naik diatas tubuhnya, penis kak Rudi berada diliang senggama mama, mama menaik turunkan pantatnya, sesekali mama membungkuk dan mereka saling mengulum di bibir.
“Maa, punyaku dimasukkan dimana niih” Tanyaku.

“Sini sayang masukkan di lubang pantat mama”. Kata mama sambil terengah-engah dan mendesah menikmati sodokan dari kak Rudi. Aku lalu jongkok di belakang tubuh mama, aku pengang pinggulnya agar pantat dan pinggul mama yang berputar dan bergoyang berhent, kak rudi tidak berhenti-hentiya meremas buah dada mama malah kadang mengulum putting payudara buah dada mama yang menbuat mama semakin keenakan. Aku lalu memasukkan batang penisku ke lubang anus mama. Aku rasakan lubang anus mama yang sempit dan juga hangat, dan dengan batual ludah gerakan masuk-keluar penisku di anus mama menjadi lancar.

Mama sangat menikmati perlakuan kedua anak kandungnya itu. Terlihat dari ekspresi wajah mama, mama mendesah nikmat, mengerang dan menjerit pelan saat kenikmatan yang mama rasakan makin memuncak. Nampak dicermin mama sedang disetubuhi oleh kedua anak laki-lakinya, posisi mama berada diantara aku dan kak Rudi.

“Sshh…sssshh..yeess..oohhyeee” celoteh mama yang makin tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan kedua anak kandung nya, dan benar tak lama tubuh mama tiba-tiba bergetar, bergidik dan diakhhiri desahan dan lengguhan panjang yang keluar dari mulut mama hingga tubuh mama abruk di atas tubuh kak Rudi. Kami yang menyadari mama telah orgasme mebiarkan beberapa saat untuk mama menikmati orgasmenya sebelum kami lanjutkan gerakan penis kami masing-masing di dalam tubuh mama.

Beberapa menit kemudian aku dan kak Rudi sudah hampir orgasme.
“Sini sayang,” kata mama. Mama jongkok dilantai, aku dan Rudi berdiri dedepannya. Mama mengocok dan mengulum penis kami berdua secara bergantian. Dan akhirnya ‘Crot..crot..crot..’ kami berdua orgasme, cairan sperma kami memancar hampir bersamaan. Aku dan kak rudi menikmati saat cairan kental dari penis kami muncrat dan memancar ke arah mulut mama.

“srluup…srllllp… ” Mama menelan habis cairan kami. Sebelum menelan habis cairan sperma kami berdua, mama memainkan dulu cairan sperma kami berdua di mulutnya dan memperlihatkan kepada kami saat cairan putih kental itu memenuhi rongga mulut mama. Memang tidak semua cairan sperma kak rudi dan aku mama telan ada sebagian yang menyebar di pipi mama. Lalu akhirnya mama kembali menelan calon-calon cucunya lagi. Mama membersihkan bibirnya dari sisa air mani kami berdua dengan mengusapkan tangan nya, lalu kami berciuman.Lalu kamu bertiga mandi bersama-sama. Sampai sekarang kami bertiga sering bersetubuh.

Kadang-kadang aku dan mama tanpa kak Rudi atau sebaliknya, tapi tanpa sepengetahuan papa.


TAMAT


https://goo.gl/xmNKW7

Monday, November 27, 2017

Olive Gadis Cilik Penuh Nafsu

Cerita Sex - Sebut saja namaku Adly, aku seorang mahasiswa dari salah satu kampus pariwisata di kota bandung. Kebetulan aku ini telah mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi di Bandung, sehingga kegiatanku pada setiap harinya hanyalah mengerjakan skripsi sebab tugas-tugas serta mata kuliah telah tidak ada lagi.



 
Download Bokep Gratis - Sebab terbilamg aku punya tidak sedikit waktu luang, maka aku-pun tidak jarang berkunjung ketempat kakak-ku di Jakarta. Pada sebuahhari aku-pun pergi ke Jakarta, sesampainya di rumah kakak-ku aku melihat ada tamu. Sebab kakak-ku melihat aku yang sedang datang maka kakakku-pun menyuruhku masuk serta, aku-pun dikenalkan kakakku terhadap tamu itu.

Omong punya omong nyatanya rupanya tamu itu merupakan kawan kakak-ku semasa kuliah, kawan kakak-ku itu bernama bang Rehan. Bang Rehan ini orangnya amatlah ramah serta baik kepadaku, dirinya berumur sepantaran dengan kakak-ku aitu 39 tahun. Dari perkenalan ketika dirumah kakak-ku itu, pada sebuahhari aku-pun diundang untuk bermain kerumah bang Rehan.
Sebab terbukti aku berniat untuk bermain, apa salahnya apabila aku aku mengiyakan undangan bang rehan kerumanya. Pada keesokan harinya aku-pun bermain kerumah bang Rehan, sesampainya disana semacam biasa bang Rehan menyambut aku dengan ramahnya. Seusai aku dipersilahkan masuk, maka aku-un dikenalkan bang Rehan terhadap anak serta istrinya.

Shela nama istri bang Rehan, seusai berkenalan kami-pun kemudian menuju ruang tamu bang Rehan untuk mengobrol disana. Dialog demi orolan-pun berlalu, dari dialog kita tadi aku baru tahu kalau selisih usia teh Shela ini usianya 5 tahun lebih muda Bang Rehan. Teh Rani serta bang Rehan telah dikaruniai 1 anak yang telah beranjak dewasa yaitu bernama Olive.

Singkat cerita 3 hari seusai aku kenal dengan Bang Rehan, saat itu cocoknya pada hari Rabu, dimintai tolong oleh bang Rehan untuk menemani serta menjaga Olive di rumahnya. Sebab pada saat itu bang Rehan serta istrinya bakal pergi ke Surabaya untuk menjenguk bunda dari istri bang Rehan yang sedang sakit dukup serius serta telah dirawat dirumah sakit.

Dari berita adik istri bang Rehan, katanya bang rehan serta istrinya wajib segera kesana, sebab mertua bang rehan rutin menanyakan bang Rehan serta teh Shela. Maklum sebab katanya bang Rehan Teh Shela ini merupakan anak kesanganya serta begitu juga bang Rehan merupakan menantu kesayangan mertuanya.

Sebagai menantu kesaynagan bang Rehan-pun segera meminta cuti kerja selagi 1 minggu. Seusai mendapat cuti bang Rehan serta Teh Shela-pun segera berangkat, sedangkan Olive tinggal dirumah denganku sebab dirinya wajib bersekolah. Hari demi hari-pun berlalu, tidak terasa aku-pun telah tinggal dirumha bang Rehan selagi 3 hari.

Tidak kusangka pada saat itu aku merasa jenuh sekali, sebab ketika pagi hingga siang aku dirumah bang Rehan sendirian karean si Olive pada jam-jam itu dirinya bersekolah. Untuk menghapus kejenuhanku pada saat itu, aku-pun menyalakan DVD serta memutar sebuah kaset DVD yang berisikan film action.

Singkat cerita aku-pun telah berakhir memutar 1 film action tersebut, sebab telah berakhir maka aku-pun segera mencari kaset DVD lainya. Ketika aku sedang meilih-milih kaset, tidak sengaja aku menemukan bebrapa kaset porno yang nampaknya merupakan koleksi dari Bang Rehan. Wah, kebetulan sekali aku sedang dirumah sendirian.

Melihat suasana yang memungkinakan itu, aku-pun segera memutar kaset BF itu, ditengah asiknya aku menonoton film dewasa itu, tidak kusangka tiba-tiba terdengar pintu depan terbuka, beteapa kagetnya aku saat itu. Dengan buru-buru aku-pun segera mematikan televisi serta menyimpan bungkus kaset DVD di bawah karpet. Nyatanya yang datang adalh Olive,
“ Hallo, Bang Adly, ” ujar Olive meyapaku kemudian dirinya baru masuk kerumah serta tersenyum.
Sambungnya lagi,
“ Oh iya Bang, tolong bayarin ojek Olive dong bang, Olive nggak ada uang receh, akang ojeknya nggk punya kembalian nih, ” Ucapnya padaku.
“ iya bawel, ” jawabku singkat.
Kemudian aku-pun segera keluar untuk bayar ongkos ojek Olive. Seusai bayar saat itu akupun segera masuk kedalam rumah kembali. Waduh, habislah aku, pada saat itu Olive dengan santainya duduk di karpet di depan TV, serta menyalakan Tv itu. Sungguh bego sekali aku, aku lupa tidak mematikan DVDnya.

Alhasil diputarlah Film BF yang sedang setengah jalan tadi oleh Olive. Mengenal aku yang telah kembali kedalam rumah, Olive-pun memandang kearahku sambil tertawa geli,
“ Oh rupanya semacam ini yang BangAdly kalau orang lagi begituan, Olive tidak jarang banget Bang diceritain sama temen-temen sekolah, tapi Olive baru ngelihat langsung film beginian hari ini, hha, ” ujar Olive denga santai serta lugunya.

Saat itu aku bimbang wajib menjawab apa terhadap Olive,
“ Olive, apa-apan kalian ini, ayo buruan matikan !!! kalian nggak boleh nonton film kayak gtu, kalian belum lumayan umur, Ayo cepetan matiin !!!, ” tegurku terhadap Olive.
“ Ihhh, BangAdly Jangan gitu dong, Tuh liat adeganya cuma begitu doing, film yang tidak jarang diceritain sama temenku di sekolah nggak ada apa-apanya sama film yang ini, huh !!!, ” ucapnya membangkang.
Entah aku wajib berbuat apa saat itu, aku khawatir apabila aku melarang Olive kelak justru aku bakal dilaporkan terhadap orangtuanya. Tanpa menjawab perkataan Olive, aku-pun pergi ke dapur untuk membikin minum serta membiarkan Olive terus melihat. Dari dapur aku duduk-duduk di belakang membaca majalah. Kurang lebih jam 7 malam, aku keluar serta membeli makanan.

Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Olive sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, serta astaga dirinya mengenakan piyama yang pendek serta tipis. Tubuh mudanya yang telah mulai matang terbayang jelas. Paha serta betisnya terkesan putih mulus, serta pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah serta terus masuk menyiapkan makanan.

Seusai makanan siap, aku-pun terbuktigil Olive. Oh shit man, tidak kusangka Olive pada saat itu tidak menggunakan BH, sebab puting payudara-nya saat itu terkesan membayang dari balik piyama-nya tipis itu. Saat it aku terus gelisah sebab penisku yang tadi telah mulai berdenyut-denyut tidak karuan, saat ini Peniskku telah menegak serta mengganjal di celanaku.

Berakhir makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kita berdiri bersampingan, serta dari lubang di piyamanya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat dirinya membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari lubang itu. Aku terus gelisah. Berakhir mencuci piring, kita berdua duduk di sofa di ruang keluarga,

“ Bang, ayo tebak coba tebak pertanyaan aku Bang, item, kecil, keringetan, apaan coba bang, ayo tebak ?, ” ujarnya.
“ Ah, itu mah gampang, semut lagi push –up . Nah sekrang akang gentian, putih, biru, kecil, keringetan, apa hayow tebak ?, ” ujarku.
Pada saat itu Olive menjawab berbagai dengan tebakannua, tetapi semua jawabnya salah, lalu,
“ Ini Nih jawaban yang bener, jawabnya merupakan Olive pakai seragam sekolah, yang lagi kepanasan di angkot, hha…” candaanku.
“ Ihhhh, Bang Adly ngeselin deh, masak olive di ledekin, Huh…, ” jawabnya.
Saat itu Olive-pun meloncat dari sofa serta berusaha mencubit lenganku, tetapi pada saat itu aku menghindar serta menangkisnya. Saat itu Olive terus mencoba mencubitku, sambil tertawa. Ditengah keisenganya itu, tiba-tiba olive-pun tersandung serta dengan cara tidak sengaja dirinya jatuh ke dalam pelukanku, dengan posisi membelakangiku.

Lebih detailnya pada saat itu, dengan cara tidak sengaja tanganku menyentuh dadanya, serta dirinya duduk cocok di atas batang kejannan-ku, Oughhh… saat itu kita terengah-engah dalam posisi itu.

Bau bedak bayi dari kulitnya serta aroma shampo rambutnya membikinku makin terangsang. Entah setan apa yang merasukiku aku-pun mulai menciumi lehernya begitu saja.
Sementara itu Olive mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, serta tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Olive makin terengah, serta tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya telah basah, serta jariku mengelus belahan yang membayang,
“ Oughh… Eughhh… Eummm…” desah Olive.

esadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu merupakan seorang gadis mungil yang tetap duduk dibangku SMP. Tetapi pada saat itu, gairahku telah hingga ke ubun-ubun serta aku-pun khlaf begitu saja. Tanpa tidak sedikit kata, aku-pun mulai hebat keatas piyama dari tubuh mungil Olive.

Oughhh… Olive menelentang di sofa dengan posisi tubuh hampir bugil. Lalu aku-pun segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri serta kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Olive yang mengelus belakang kepalaku serta erangannya yang tersendat membikinku makin tidak sabar.

Aku hebat lepas celana dalamnya, serta.. nampaklah bukit kewanitaan-nya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu telah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Olive. Aku pun segera membenamkan kepalaku di tengah kedua pahanya,
“ Sssss… Oughhh… Aghhhh…,” erangnya.
Tangan Olive meremas sofa serta pinggulnya menggeletar ketika bibir kewanitaan-nya kucium. Sesekali lidahku berpindah ke perutnya serta mengemut perlahan. Lalu Olive membawa punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kewanitaan-nya yang tetap begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah serta bibir kewanitaan-nya mulai membuka.
Sesekali lidahku membelai kelentitnya serta tubuh Olive bakal terlonjak serta nafas Olive seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya serta meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar serta mengeras. Ketika aku berhenti menjilat serta mengulum, Olive tergeletak terengah-engah, matanya terpejam.

Tergesa aku membuka semua pakaianku, serta kejantanan-ku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Olive,
“ Eummm… Eummm… Sssss… Oughhh…,”
ketika Olive membuka bibirnya, kujejalkan kepala kejantanan-ku. Mungkin film tadi tetap diingatnya, sehingga dirinya pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya serta membelai kewanitaan-nya. Segera saja kejantanan-ku basah serta mengkilap. Tidak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Olive serta bibirku melumat bibirnya.

Aroma kejantanan-ku ada di mulut Olive serta aroma kemaluan Olive di mulutku, bertukar saat lidah kita saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kejantanan-ku ke lubang di selangkangan Olive, serta sebentar kemudian kurasakan tangan Olive menekan pantatku dari
belakang,
“ Oughhh… Eumm… masukin Bang, Eughhhh…,” ucapnya penuh gairah.
Perlahan kejantanan-ku mulai menempel di bibir liang kewanitaan-nya, serta Olive terus mendesah-desah. Segera saja kepala kejantanan-ku kutekan, tetapi gagal saja sebab tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini bakal bisa menampung kejantanan-ku yang besar ini.

Terus terang saja, ukuran kejantanan-ku merupakan panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan
Olive tetap SMP serta ukuran lubang kewanitaan-nya terlalu kecil. Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun sukses. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Olive memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit.
Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, serta terasa ujung kejantanan-ku membentur dasar padahal baru sedikit kejantanan-ku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kewanitaan Olive terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kerutan di dahi Olive menghilang, serta aku pun mulai hebat serta menekankan pinggulku. Olive mengernyit lagi, tapi lama-kelamaan mulutnya menceracau,
“ Aow… Sssss… Aduhhh… Eughh… terus, enak Bang, Aghhh…” racaunya menikmati tusukan kejantanan-ku.

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Olive, lalu membalikkan kedua tubuh kita hingga Olive kini duduk di atas pinggulku. Nampak kejantanan-ku menancap di kewanitaan-nya. Tanpa butuh diajarkan, Olive segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas serta menggosok payudara, clitoris-nya.

Kemudian pinggulnya, serta kita pun berlomba mencapai puncak. Lewat berbagai waktu, gerakan pinggul Olive makin menggila serta dirinya pun membungkukkan tubuhnya serta bibir kita berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, serta akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kejantanan-ku.

Seusai tubuh Olive melemas, aku mendorong dirinya telentang. Serta sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Olive pasti merasakan semburan air maniku pada liang senggama-nya. Kemudian Olive-pun mengeluh lemas serta merasakan orgasmenya yang kedua.
Sekian lama kita diam terengah-engah, serta tubuh kita yang basah kuyup dengan keringat tetap saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme kami,
“ Bang, Olive lemes banget nih, tapi olive puas banget sama Bang Adly, ” ucapnya penuh kepuasan.

Saat itu aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus.
Satu tanganku lagi ada di pinggulnya serta meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah telah terpuaskan, tapi segera kurasakan kejantanan-ku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Olive yang tetap amat kencang. Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kita berdua serta kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya.

Sepanjang malam aku mencapai 3 kali lagi orgasme,dan Olive entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kita bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Olive kupaksa menggunakan seragam, sarapan serta pergi ke sekolah. Kemudian seusai olive pergi sekolah aku-pun kembali masuk ke kamar tidur tamu serta segera tidur pulas sebab kelelahan.

Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Olive pulang sekolah, masuk ke kamar serta membuka bajunya, lalu hebat lepas celanaku serta mengulum kejantanan-ku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi. Saat itu aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar serta kelihatan DVD menyala, dengan film yang kemarin.

Ah! Merasakan caranya memberiku kenikmatan dari kulumanya, aku baru teringat Olive bisa semacam ini dari kaset porno yang ditotonnya kemarin. Pendek cerita waktu-pun telah seminggu berlalu. Bang Rehan serta Teh Shela-pun telah pulang kejakarta lagi. Sepulangnya Bang Rehan aku serta Olive bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa dengan kami.

Sebab bang Rehan telah pulang, aku-pun segera berkemas serta segera berpamitan untuk kembali kerumah kakak-ku. Sebelum aku keluar dari rumah bang Rehan, aku diberbagi uang saku serta oleh-oleh dari surabay oleh bang Rehan. Bang Rehan serta Teh Shela mengucapkan tidak sedikit terima kasih padaku, sebetulnya aku merasa bersalah, tapi yatelahlah yang terjadi biarlah terjadi serta biarkan kisah ini menjadi pegalaman indah serta kurang baik untukku serta Olive.


TAMAT

https://goo.gl/xmNKW7
 

Nikmatnya Tubuh Sahanty Dan Temannya Yang Aduhai

Kisah Sex - Dengan kepandaianku mengelola bisnis, saat itu aku telah memiliki banyak pelanggan di bengkelku. Kebanyakan dari mereka adalah para karyawan yang bekerja di wilayah perkantoran itu. Salah satunya sebut saja Mbak Santi, usianya 35 tahun. Ia adalah seorang manager di suatu perusahaan. Wajahnya cukup menarik, dengan kulit putih bersih. Tubuhnya sangat seksi, padat, dan berisi.


Film Bokep Online - Yang menjadi pusat perhatianku adalah bentuk payudaranya. Bentuknya besar, tapi terlihat serasi dengan postur tubuhnya. Aku sering membayangkan jika suatu saat dapat merasakan halusnya kulit dadanya dan meremas bahkan mengulum putingnya susunya itu. Malam itu aku sedang menunggu Taksi mau pulang, karena mobil yang biasa saya pakai dipinjam oleh adik saya.

Saya baru saja selesai menutup bengkel. Sekitar 10 menit saya menunggu, datang mobil sedan menghampiriku, lalu kaca mobil itu terbuka, dan kulihat Mbak Santi di dalam mobil mewah itu memanggilku, dia pun bertanya. “Mau kemana Dii..? kok sendirian, mau saya antar nggak?” Tanpa basa-basi saya lalu memasuki mobil mewah itu, kemudian kita mengobrol di dalam mobil. Singkat kata Mbak Sahanty mengajakku ke diskotik, waktu itu malam minggu.

Sesampainya di diskotik. Kami mencari table yang kosong dan strategis di pojok tapi bisa melihat floor dance. “Saya sedang pesan lagi satu untuk kita berdua,” kata Mbak Sahanty.

Untuk “on”, saya memang butuh dorongan inex, tapi cukup setengah butir saja, sementara satu setengahnya lagi untuk Mbak Santi. Ternyata takaran satu setengah baru cukup untuk Mbak Sahanty. Ternyata Mbak Sahanty suka triping. Pesanan tak lama datang. Kubayar bill-nya. Ditanganku ada dua butir pil inex, yang satu saya bagi dua.

Mbak Sahanty segera menelan satu setengah, dan sisanya untuk ku. Setelah 15 menit, Mbak Sahanty terlihat semakin on. Maka kami berjoget, menari-nari, dan berteriak gembira di dalam diskotik yang penuh dengan orang yang sama-sama triping. Saat saya berdiri dan melihat Mbak Sahanty yang sudah “ON” berjoget dengan erotisnya, tak lama kemudian Mbak Sahanty menghampiri dan merapatkan tubuhnya yang mulus itu ke depanku. Ia mengenakan t-shirt putih dan celana warna gelap.

Dalam keremangan dan kilatan lampu diskotik, ia nampak manis dan anggun. Saya kembali menyibukkan diri dengan bergoyang dan memeluknya belakang tubuhnya. Sesekali tangan ku dengan nakal meremas dada Mbak Sahanty yang masih tertutup kemeja, Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan meremas ke dua gunung kembarnya yang masih terbalut BH. Tanganku akhirnya dapat merasakan halus dari payudara Mbak Santi, jari-jari ku mencari-cari puting payudara Mbak Sahanty dengan menyusup ke dalam BH Mbak Sahanty.

Saya remas dada Mbak Sahanty dengan perasaan, lalu tanganku bergerak ke punggung Mbak Sahanty berusaha membuka pengait bra itu, aku sudah berhasil melepas pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan kananku membelai dan meremas buah dadanya yang keras sementara tangan kiriku masih tetap mendekapnya dan mulutku pun menciumi leher jenjang itu, sambil tanganku memainkan puncak puting susu itu hingga memerah akibat remasan tanganku.

Sementara Mbak Sahanty hanya memejamkan matanya meresapi setiap jamahan tangan dan terus bergoyang mengikuti irama, saya terus mengelus dadanya sehingga membuat Mbak Sahanty dari gerakan tubuhnya Mbak Sahanty memang kelihatan ingin sekali dipuasi, terlihat dari pantatnya yang montok dan masih terbalut rok, terus merapat ke ke belakang. “Kamu sudah on berat ya?” katanya. Saya tersenyum, kupeluk tubuhnya dan kucium pipinya.
Pada pukul 02.00 pagi, DJ mengumumkan diskotik akan terus buka sampai pukul 05.00. Pengunjung bersorak-sorai riang gembira. Tapi Mbak Sahanty kelihatannya sudah mulai “Droop”. “Sayang saya sudah lelah,” keluh Mbak Sahanty. “Ah, masa lelah, sayang,” ucapku sambil terus memeluk erat dan menciumi leher belakangnya. “Sayang.. kita pulang yuk..,” katanya. “Saya ingin istirahat”. “Pulang ke mana?” tanyaku. “Ke mana aja” jawabnya.

Saya baru mengerti, bahwa dia ingin lanjut ke tempat tidur. “Saya sebenarnya sudah booking kamar di hotel dekat sini” ujarnya. “Kalau begitu, kita ke sana” “Tapi tunggu, saya mau bilang temen dulu yang lagi digaet cowok di pojok sana,” katanya. Tepat pukul 02:30 dini hari kami keluar dari diskotik tersebut dengan rasa puas dan senang terus kami menuju ke hotel. Sesampainya kami dikamar Mbak Sahanty langsung berjoget lagi kali ini tanpa musik tapi dia yang bernyanyi dan sembari melucuti pakaiannya pas seperti orang sedang menari striptis, saya hanya melihat dan duduk disebuah kursi sofa yang ada tepat didepan jendela.

Sambil menari dan melucuti pakaiannya Mbak Sahanty menghampiri saya dan segera jongkok didepan saya sambil membuka resleting celana saya, saya hanya memperhatikan apa yang akan dilakukannya, “Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat Sahanty ya..” Kemudian Mbak Sahanty mengulum penisku yang menegang sejak tadi. “Ooogghh.. sshh.. enak sekali San..”, ucapku. Dia mengeluarkan penis saya yang sudah setengah tegang dan langsung diisapnya dalam-dalam. Memang jago Mbak Sahanty dalam memainkan isapannya, sambil mengisap lidahnya terus menari dan meliuk diteruskan ke buah zakar saya, setelah 10 menit naik dan turun dia isap dan jilatin penis saya, Mbak Sahanty melemparkan tubuhnya ke atas kasur, dan jatuh telentang.

Langsung saya menyergapnya, dan kami bercumbu dengan dorongan nafsu sangat tinggi karena pengaruh inex. Kami berciuman, beradu lidah dan bergantian mengisapnya. Kuciumi pipinya, matanya, keningnya, dagunya. Kujilati daun telinganya, dan kusodok-sodok lubang telinganya dengan lidahku. Namun tanganku tak tinggal diam. Mengelus dan meremas rambutnya, menyusuri leher dan belahan dadanya. Kuusuap-usap perutnya, punggungnya, dan bokongnya. Kubekap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus nan rimbun.

Jari manis dan telunjukku merenggangkan pinggiran vagina Mbak Sahanty, lalu jari tengahku mengorek-ngorek klitorisnya dengan penuh perasaan. “Ooh.. sshh.. aahh..!” desah Mbak Sahanty. “Sayang..,” dengusku sambil terus mencumbunya. Aku menarik tanganku dari vagina Mbak Sahanty. Kini kedua tanganku mengelus-elus pinggiran payudaranya. Berputar sampai akhirnya meremas bagian putingnya. Akhirnya anganku tercapai. “Oooh.. terus.. say..!” desah Mbak Sahanty lagi. Saya jilati pinggiran buah dadanya, lalu menghisap putingnya. “Oohh.. sayang..!” Mbak Sahanty merintih nikmat. Mbak Sahanty bangkit dan mendorong aku supaya telentang.

Ia melakukan cumbuan meniru caraku. Ia pun membekuk penisku dan mengelusnya dengan tekanan yang membangkitkan birahi. Mbak Santi memutarkan badan di atas tubuhku yang telentang. Ia menciumi dan menjilati penisku sementara vaginanya disumpalkan ke mulutku. Akhirnya Mbak Sahanty menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku. Juga nafasku.

Juga Adikk yang sudah meronta. Dia sepertinya bingung ketika kuambil dua bantal. Dengan lembut kuangkat tubuhnya, lalu bantal itu kuletakkan di bawah pantatnya. Menyangga tubuh bagian bawahnya. Membuat pahanya yang putih mulus kian menantang. Terlebih ketika bukit Kenikmatannya dengan bulu-bulu halusnya menyembul ke atas. Membuat magmaku terasa mau meledak. Dia mengerang saat lidahku dan jemariku mengelus-elus bulu-bulu itu. Dia menjerit saat kucoba menguak kemaluannya dengan jari telunjukku. Otot pahanya meregang saat kuhisap clitorisnya. “Masukkan penismu, cepat sayang,” rintihnya. “Aahh..!” rintihan kenikmatannya kali ini terdengar nyaris seperti jeritan..

Aku jongkok di pinggir tempat tidur, kutarik kaki Mbak Sahanty sampai bokongnya berada di tepi ranjang. Kusingkap selangkangannya, dan kulumat vaginanya yang sudah becek. Kubalikkan tubuhnya, kujilati bokongnya sambil sesekali setengah menggigitnya. Kukorek-korek anusnya dengan jari tengahku. “Ouuwww.. ooh.. sshh.. sayang, cepet masukan!” katanya memelas-melas. Semakin panas birahi Sahanty yang kian memuncak, aku semakin terus mempermainkannya dan belum mau melakukan penetrasi. Aku melihat Mbak Sahanty sampai meneteskan air mata menahan orgasme. Dipegangnya penisku yang sudah membesar ini. Dia bimbing dan penisku terasa menyentuh bibir kemaluannya.

Dia melepaskan pegangannya. Kudorong sedikit. Dia menjerit. Kutahan nafas. Lalu kutekan lagi. Dia memekik. Pada dorongan kesekian kalinya sasaran lepas lagi. Dia terengah-engah. Aku mengambil posisi. Duduk setengah jongkok, kedua kakinya kutarik. Membuat jepitan atas tubuhku. Kuarahkan penisku ke lubang yang basah dan menganga itu. Ketika kudorong dia meremas rambutku kuat-kuat. Kutekan. Dan kutekan terus. Tak memperdulikan rintihannya. Kedua kakinya meregang ototnya. Dengan penuh keyakinan kutambah tenaga doronganku.
Terasa retakan tulang perawan Sahanty. Kemudian terasa sesuatu yang plong. Membuat dia menjerit, merintih keras, “Acchh.. sshh..” Ketika kupacu dia dengan irama yang lambat dia mengerang, menjerit, merintih terus. Kuubah posisi. Kini kedua tanganku berada di belakang punggungnya. Membuat kaitan diantara ketiaknya. Dia meremas rambutku seiring dengan naik turunnya tubuhku. Kukunya mencengkram punggungku ketika kukayuh pantatku penuh irama. Naik dan turun. Tarik dan dorong. Rintihan dan jeritannya seakan tak kupedulikan. Aku berhenti di tengah jalan. Dia meronta. Membuka matanya.

Dengan wajah sayu. Dari keringat kami yang menyatu. Tanpa diduga, dia mulai mengikuti irama permainanku. Dengan menahan rasa sakit, dia menggerakkan pinggulnya. Memutar dan memutar. Sesekali menyentak tubuhku yang di atasnya. Tak lama kemudian Mbak Sahanty merubah posisi menduduki pahaku, memegang penisku dan dimasukkannya pelan ke vaginanya. “Uppss.. ooh..” rasanya nikmat sekali penisku didalam vaginanya.

Mbak Sahanty terus bergoyang naik turun. “Ahh.. enak..”erangku. Mbak Sahanty terus bergoyang sambil menjerit kecil. Dadanya yang naik turun langsung kuremas. Lalu kubalikkan posisinya kebawah.

Dan aku gantian memompanya dari atas. Aku terus memompa sampai akhirnya dia mengerang panjang. Otot vaginanya berkontraksi meremas penisku “Oghh.. saya sudah keluar sayang..” erang Mbak Sahanty. Tiba-tiba, pintu kamar ada yang mengetuk. “San.. San!” suara perempuan. Aku kaget dan sempat terhenti mencumbu Mbak Sahanty. “Teruskan, sayang..! Itu temanku, biarkan saja,” kata Mbak Santi. “San..!” pintu diketuk lagi diikuti suara panggilan. “Masuk aja, Lin, enggak dikunci, kok” ujar Mbak Sahanty. “Huuss..!! Kita lagi nanggung dan bugil begini masa temenmu disuruh masuk..?” sergahku.

“Engga apa-apa, cuek aja..” kata Mbak Sahanty enteng sambil tersenyum manis. “Wah, rupanya lagi pada asyik nih,” kata Lina begitu membukakan pintu dan masuk ke dalam kamar. Aku masih dalam posisi jongkok dan penisku masih di dalam vagina Mbak Sahanty, dan hanya menyeringai melihat kedatangan Lina. “Mana cowokmu tadi?” tanya Mbak Sahanty. “Tahu kamu pulang ke hotel bawa cowok, yah aku dibawa ke hotel lain” sahut Lina. Aku masih bengong mendengar percakapan dua cewek cantik itu. Tiba-tiba tangan Mbak Sahanty menarik tanganku yang tersampir di pahanya. “Ayo sayang goyangin penismu, jangan kalah sama Lina” desak Mbak Sahanty. Aku berdiri dan mengangkat tubuh Mbak Sahanty ke tengah tempat tidur.

Penisku yang sudah tegang dari tadi, segera saya tembakkan lagi ke dalam lubang vagina Mbak Sahanty yang sudah tidak perawan tapi masih terasa lengket. Kami sama-sama merasakan kehangatan yang nikmat. “Yang dalam.. cepat.. ah.., enak..” pinta Mbak Sahanty. Aku pompakan penisku dengan penuh gairah. Sementara Lina pergi ke kamar mandi dan mengurung diri disana. Mungkin berendam di bathtub. Pengaruh inex membuat daya tahan persenggamaanku dengan Mbak Sahanty cukup lama. Berbagai gaya kami lakukan. Mbak Santi beberapa kali mengerang dan menggigit pundakku saat mencapai orgasme. Sementara penisku masih anteng dan melesak-lesak ke dalam vagina Mbak Sahanty.

“Aduh.. capek, sayang..!” rintih Mbak Sahanty. “Istirahat dulu.. yah..?” “Sabar, dong, say. Aku sangat menikmati hangatnya vaginamu,” rayuku. Mbak Sahanty lantas menggelepar pasrah, tidak kuasa lagi menggerak-gerakkan tubuhnya yang lagi kugarap. Matanya terpejam. Aku semakin terangsang melihatnya tak berdaya. Kami sudah bermandikan keringat. Tapi penisku masih tegang, belum mau memuntahkan sperma. Akhirnya aku kasihan juga sama Mbak Sahanty yang sudah keletihan dan nampak tertidur meski aku masih menggagahinya. Aku mendengar bunyi keciprak-kecipruk di kamar mandi. Spontan aku bangkit dan melepas penisku dari vagina Mbak Sahanty.

Dengan langkah pelan supaya tidak membangunkan Mbak Sahanty dari tidurnya, aku berjalan dan perlahan membuka pintu kamar mandi. Benar saja Lina sedang berendam di bathtup dengan tubuh bugil. Ia nampak sedang menikmati kehangatan air yang merendamnya. Kepalanya bersender pada ujung bathtub. Aku menghampirinya dengan penis yang masih tegang. Mata lina terbuka dan kaget melihatku berdiri di sisi bathtup, menghadap ke arahnya. “Mana Sahanty?” tanyanya setengah berbisik sambil matanya turun naik melihat ke arah muka dan penisku yang ngaceng.

“Dia tidur.. jangan berisik,” kataku sambil naik ke dalam bathtup dan langsung menindih tubuh Lina yang sintal dan pasrah. Kami bergumul dalam cumbuan yang hot. “Lin kamu diatas yah.. ” Sekarang posisiku ada di bawah, dia segera naik keatas perutku dan dengan segera di pegangnya penisku sambil diarahkan kevaginanya, kulihat vaginanya indah sekali, dengan bulu-bulu pendek yang menbuat rasa gatal dan enak waktu bergesekan dengan vaginanya. “Aaawww.. enak banget vagina kamu Lin..” “Enak kan mana sama punya Sahanty..?” Katanya sambil memutar pantatnya yang bahenol.

Rasanya penisku mau patah ketika diputar didalam vaginanya dengan berputar makin lama makin cepat. “Ah.. Lin.. enak banget ah..” Aku pun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya, segera kukemut dan kuhisap. “Ton.. saya mau keluar..” “Rasanya mentok.. ah..” Memang dengan posisi ini terasa sekali ujung batangku menyentuh peranakannya. “Ah.. ah.. eh..” suaranya setiap kali aku menyodok vaginanya. Kugenjot vaginanya dengan cepat. Dia seperti kesurupan setiap dia naik turun diatas batangku yang dijepit erat vaginanya, “Lin mau keluar..” Kupeluk erat dia sambil melumat putingnya.

Kupompa vaginanya sampai kami tak sadar mengeluarkan desahaan dan rintihan birahi yang sampai membangunkan Mbak Sahanty. Mbak Sahanty tiba-tiba berdiri di pintu kamar mandi dengan tubuh bugil dan matanya menatap aku dan Lina yang lagi bersetubuh. “Gitu yah, enggak puas dengan aku, sekarang kamu dengan Lina,” hardik Mbak Sahanty dengan nada manja, pura-pura marah. Eh, malah Mbak Sahanty kini ikut naik ke dalam bathtup. “San, ayo gantian, aku sudah dua kali dibikin keluar, sampai lemes rasanya. Cowokmu ini terlalu perkasa,” kata Lina.

“Ayo sayang, sekarang aku akan membuat penismu muntah,” kata Mbak Sahanty. Segera Mbak Sahanty hampiri saya di dalam bath yang penuh dengan air, ditonton Lina yang duduk di ujung bathtup sambil membasuh vaginanya, dan pahanya menjadi sandaran kepala Mbak Sahanty. Kusuruh dia nungging, maka terlihatlah lubang vaginanya yang basah dan berwarna merah, kuarahkan kepala penisku ke lubang tempiknya secara perlahan-lahan. Kutekan penisku lebih dalam lagi, dia menggoyangkan pantatnya sambil menahan sakit. Terdengar suara kecroot, kecroot bila kutarik dan kumasukan penisku di lubang vaginanya, karena suara air kali ya.

Mbak Sahanty semakin histeris, sambil memegang pinggiran Bath Tub dia goyangkan pinggulnya semakin cepat dan suara kecrat, kecroot semakin keras. Tak lama kemudian. “Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar..”. “Aduh sayang.. terus..” Mbak Sahanty terkulai lemas dan vaginanya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan vaginanya yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yang erotis pada saat Mbak Sahanty akan orgasme. “Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, sudah mau orgasme!” Cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Mbak Sahanty.

Aku masih terus menggenjot vaginanya. Wajah Mbak Sahanty terlihat pucat karena sudah keseringan orgasme. Melihat wajah cantik yang melemah itu, genjotanku dipercepat. “Sayang, saya mau keluar nich..” “Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Sahanty juga mau keluar.” Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang jakar dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Mbak Sahanty. Air maniku keluar dengan derasnya ke dalam vagina Mbak Sahanty dan Mbak Sahanty pun menikmatinya. “Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan sayang,” kata Mbak Sahanty sambil memeluk dan menciumi bibirku. Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi sensasi yang membuatku ketagihan.

Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama-sama melepaskan air mani kami. “Lin.. emut penisku sayang” kataku lalu mencabut penisku dari vaginanya Mbak Sahanty. Lalu Lina melumat 1/2 penisku hingga pejuhku habis keluar. “Mhh.. ah.. enak sekali pejuhmu” katanya sambil mengocok ngocok penisku mencari sisa air pejuhku. “Tapi sebentar lagi nagaku akan bangun lagi lho. Lihat, sudah mulai menggeliat!” kataku, menggoda. “Hhhaah..” Mbak Sahanty dan Lina terkesiap bersamaan kompak. Kemudian aku segera keluar dari bathtup mendekati Lina dan menyuruhnya membelakangiku.

Dari belakang saya mengarahkan penisku ke vaginanya yang sudah basah lagi karena nafsu melihat saya dan Mbak Sahanty. Sleepp.. bless.. Aku langsung memasukkan penisku terburu buru, karena sempit waktu membuat kesakitan Lina. “Aduuh pelan pelan dong Say.., Lina sakit nih” katanya agak merintih. “Sorry Sayang aku terlalu nafsu nih” kataku lalu tanganku menyambar susunya yang menggelantung indah. Lalu aku mulai memaju-mundurkan pantatku sambil tanganku berpegangan pada susunya dan meremasnya. “Shh.. ahh.. shh..” kata Lina setengah merintih kenikmatan.

“Lin.. vaginamu sempit.. nikmat Lin..” teriakku mengiringi kenikmatanku pada kemaluan kami. Sleep.. bles.. cplok.. cplok.. irama persetubuhan kami sungguh indah hingga aku ketagihan. Kami melakukan posisi nungging itu lama sekali hingga kami sama-sama sampai hampir bersamaan. “Shh.. ahh.. say, Lina sampai nih” katanya sambil kepalanya mendongak kebelakang. “Iya Lina sayang, saya juga sampai nih, didalam yah say..” kataku lalu menghunjamkan penisku dalam dalam divagina Lina.

Seerr.. croot..croot kami keluar hampir bersamaan lalu aku mencabut penisku dari vagina Lina. penisku terlihat basah dari air mani kami dan air kenikmatan Lina. “Ugh.. say enak banget..” katanya. Lalu kami duduk beristirahat ditepian sisi kamar mandi sambil menunggu sisa kenikmatan yang tadi kami lalui.


TAMAT

https://goo.gl/H4Wq1W
 

Sunday, November 26, 2017

Bercinta Dengan Wanita Jilboob

Cerita Hot - Sebenarnya selama ini aku tdk pernah terpikir untuk bisa bercinta / ml dengan wanita berjilbab ( jilboob )…namun apa mau dikata nasi udah jadi bubur dan bubur itu udah di makan oleh aku….ceritanya begini…



 
Nonton Bokep Jepang - Namaku Iful..umur 29 tahun, tinggi 168 paras badanku tegap, rambutku lurus dan ukuran vitalku biasa saja normal org Indonesia lah…panjangnya kira2 16 cm dan diameternya aku ggak pernah ukur…

Aku tinggal di rumah kost2 an istilahnya rumah berdempet2an neh…ada tetanggaku yg bernama Ibu Tiara si jilboob, berjilbab umurnya sekitar 33 taon, anaknya dah 3 boo…yang paling besar masih sekolah kelas 5 SD otomatis yg palingg kecil umur 1,8 bln, sedangkan suaminya kerjanya di kontraktor (perusahaan) sebagai karyawan saja.

Setiap hari Ibu tiara si jilboob ini wanita yang memakai jilbab panjang2 sampai ke lengan2nya boleh dikatakan aku melihatnya terlalu sempurna utk ukuran seorang wanita yag sdh berumah tangga dan tentunya aku sangatlah segan dan hormat padanya.

Suatu ketika suaminya sdh pergi ke kantor utk kerja dan aku sendiri masih di rumah rencananya agak siangan baru aku ke kantor…

“Iful…”ibu tiara memanggil dari sebelah…karena aku msh malas2 hari ini so aku tidur2an aja di t4 tidurku…”Iful…Iful….” Ibu minta tolong bisa..?? ujar Ibu Tiara dari luar..aku sebenarnya dah mendengar namun rasanya badanku lagi malas bangun …

karena mungkin aku yang di panggil tdk segera keluar, maka ibu tiara si jilboob dng hati2 membuka pintu rumahku dan masuk pelan2 mencari aku…seketika itu juga aku pura2 tutup mataku..dia mencari2 aku dan akhirnya dia melihat aku tidur di kamar…

“ohh….” Ujarnya…spontan dia kaget…karena kebiasaan kalo aku tidur tidak pernah pake baju dan hny celana dalam saja…dan pagi itu sebenarnya lagi tegang…biasa penyakit di pagi hari…(heheheh)

seketika itu dia langsung balik melangkah dan menjauh dari kamarku….aku coba mengintip dengan sebelah mataku…oo dia sudah tidak ada “ujarku dalam hati…tapi kira2 tak lama kemudian dia balik lagi dan mengendap2 mengintip kamarku…sambil tersenyum penuh arti…cukup lama dia perhatikan aku dan stlh itu ibu tiara jilboob langsung balik ke rmhnya.

Besok pagi stlah semuanya tidak ada di rumhnya ibu tiara jilboob, tinggal anaknya yg plg kecil dah tidur aku …sayup2 aku dengar di smpg rmhku yg ada di belkang, spertinya ada yg mencuci pakaian…aku intip di blkang…Ohh ibu tiara sdng mencuci pakaian…namun dia hny memakai daster terusan panjang dan jilbab …krn dasternya yg panjang, maka dasternya basah sampai ke paha…saat aku sdg intip..

ibu tiara lgsg berdiri dan mengangkat dasternya serta merta mencopot celana dalamnya dan langsung dicuci sekalian…otomatis…saat itu aku melihat ooooohhh…. yg merah dan pahanya yg putih di tumbuhi bulu2 halus…aku langsung berputar otak2 ku ingin rasanya mencicipi yg indah dari ibu tiara yg berjilbab ini…“Maaf ibu tiara…kemarin ibu ada perlu saya “ tanyaku ..mengagetkan ibu tiara jilboob dan semerta2 dia lngsung merapikan dasternya tersingkap smpai ke paha…

Iya nih mas Iful..Ibu kemarin mo minta tolong pasangin lampu di kmar mandi “katanya.
Kalo gitu sekarang aja bu…soalnya sbentar lagi saya mo kerja “sambil mataku melihat dasternya…membayangkan apa yang didalamnya. Oh iya ..lewat sini saja…Ujarnya..karena memang tipe rmh kost yg aku tempati di belkangnya Cuma di palang kayu dan seng otomatis kegiatan tetangga2 kelihatan di belakang. Aku lngsung membuka kayu dan sengnya dan masuk ke dalam dan ibu tiara jilboob membawaku di depan…aku mengikuti di belakang…oohhh…seandainya aku bisa merasakan toket dan pantat ini sekarang” gumamku dlm hati. “ini lampunya dan kursinya…hati2 yah jng sampe ribut soalnya anaku lg tidur” kata Ibu Tiara..

Aku lngsung memasang dan ibu tiara jilboob melanjutkan mencuci nya, setelah selesai aku lngsg blng “ibu sdh selesai “kataku… kemudian ibu tiara jilboob langsung berdiri..tapi saat itu dia terpeleset ke arahku…seketika itu aku menangkapnya..ups…oh tanganku mengenai payudaranya yg montok dan tanganku satu lagi mengenai lngsung pantatnya yg tidak pake celana dalam dan hny ditutupi daster saja…”maaf Dik Iful…agak licin lantainya” ujarnya tersipu-sipu..Iful tunggu yah ibu bikinin Teh “ujarnya lagi…Dia ke dapur dan dari belakang aku mengikutinya scr pelan2..saat teh lagi di putar di dlm gelas..langsung aku memeluknya dr blkng…

Iful…apaan2 neh…sentak Ibu Tiara jilboob…maaf bu…saya melihat ibu sangatlah cantik dan seksi..”ujarku…Jangan Iful…aku dah punya suami ..” tapi ttp ibu tiara tdk melepaskan pegangan tanganku yang mampir di pinggangnya dan dadanya…Iful…jangaann.. langsung aku menciumi dari belakang menyikapi jilbabnya…sluurrp…oh..betapa putihnya leher ibu tiara ‘ujarku dlm hati…okhh…iful…hmmm…ibu tiara jilboob menggeliat..langsung dia membalik badannya menghadapku..Iful…aku udah bers…

Saat dia mo ucapin sesuatu..langsung aku cium bibirnya…mmmprh…tak lama dia lngsung meresponku dan lngsung memeluk leherku .mmmmhprpp….bunyi mulutnya dan aku beradu…aku singkapi jilbabnya sedikit saja…sambil tanganku mencoba menggerayangi dadanya…aku melihat dasternya memakai kancing 2 saja diatas dadanya…aku membukanya..dan tersembullah buah dadanya yg putih mulusss…slurp…kujilat dan isap pentilnya….

Iful….ooohhh….ufhhh….”lirihnya …slurrpp….slurp..saa t aku jilat…sepertinya msh ada sedikit air susunya…hmmmm…tambah nikmatnya..slurp..slurp…

Sambil menjilat dan menyedot susunya..aku tetap tidak membuka jilbab maupun dasternya…tapi tanganku tetap menarik dasternya keatas…karena dari tadi dia tidk pake celana dalam…maka dengan gampang itilnya ku usap-usap dengan tanganku… Ohhh…oh…sssshhhh…gumam ibu tiara jilboob..kepalaku ku dekatkan ke dan kakinya kurenggangkan…sluruupp….pelan2 kujilati itil dan …oh iful…eennakkh…oghu…mmmpphhff…teriaknya pelan…kulihat kepalanya telah goyang ke kanan dan kekiri…

pelan2 sambil lidahku bermain di … kubuka celana pendekku dan terpampanglah yang telah tegang …namun ibu tiara masih tidak menyadari akan hal itu…pelan2 ku mengangkat dasternya…namun tidak sampai terbuka semuanya..hanya sampai di perutnya saja…dan mulutku mulai beradu dengan bibirnya yang ranum…mmmppghh…iful…aku…”ujar ibu tiara..kuhisap dalam-dalam lidahnya…slurp…caup…oh ibu sungguh indah bibirmu, dan semuanya…lirihku..

Sambil menjilat seluruh rongga mulutnya …kubawa ia ke atas meja makannya dan kusandarkan ibu tiara di pinggiran meja…tanganku ku mainkan kembali ke itil dan sekitaran …ahhh…ufh…oh…Ifulll…. ibu udah nggak kuaatttttt…lirih Ibu tiara. Pelan2 ku pegang …ku arahkan ke yang sudah basah dan licin….dan bleeesssssssssshh….ohhhhh…ufgh hh….Ifulll….Teriak Ibu tiara…sleepep…slepp…. ku diamkan sebentar ….Ibu Tiara sepontan melihat ke wajahku..dan langsung ia menunduk lagi…kududukkan di atas meja makan dan kuangkat kakinya…mulailah aku memompanya..slep…slep..selp…be lssss….oh ibu sangat enak….Iful… juga sangat besar….

rupanya ibu tiara udah tidak memikirkan lagi norma2..yang ada hanya lah nafsu birahinya yang harus dituntaskan….berulang-ulang ku pompa dengan ….oohh..akhh…Ifull….ku balikkan lagi badannya dan tangannya memegang pinggiran meja…ku tusuk dari belakang bleesssssssss… Ohhhhh….teriak Ibu Tiara…kuhujam sekeras-kerasnya …tanganku remas2 susunya ….aku liat dari belakang sangat bagus gaya ibu tiara jilboob nungging ini, tanpa melepas daster dan jilbabnya..kutusuk terus …sleeeepp….sleeps

Hingga kurang lebih setengah jam ibu tiara jilboob bilang…Iful….ibu udah nggak tahan…..sabar bu bentar lagi saya juga……Ujarku…Oh…ohhhh…ufmpghhh …Iful…ibu mau keluarrrr…achhhh……semakin kencang dan terasa menjepit dan oohhhhh…ku rasakan ada semacam cairan panas yang menyirami di dalam ….semakin kupercepat gerakan menusukku…slep….slurp…bleeppp… .

oh Ibu aku juga dah mo sampai neh…..cepat Iful…ibu bantu….oho….uhhhhh….ibu tiara menggoyangnya lagi…dan akhirnya Ibu….aku mo keluararrrrr…..sama2 yang Iful….ibu juga mo keluar lagi…teriaknya…dan….Ohhh…ack…. .ahhhhh..aku dan ibu tiara sama –sama keluar…dan sejenak kulihat memeknya terlihat becek dan banjir…

Setelah hening sejenak…ku cabut dan kupakai celana pendek setelah itu ibu tiara si jilboob merapikan Daster dan jilbabnya…langsung aku minta maaf kepadanya…

Bu..mohon maaf ..Iful khilaf.’kataku. Tidak apa2 kok iFul…ibu juga yang salah…yang menggoda Iful “ujarnya…

Aku langsung pamitan kembali ke rumahku sebelah dan mandi siap2 kerja…setelah mandi kulihat ibu tiara jilboob sedang menjemur pakaian…tapi jelas didalam daster ibu tiara tidak memakai celana dalam karena terlihat tercetak lewat sinar matahari pagi yang meninggi mulai mendekati jam 10 pagi..

Sebelum aku pergi ku sempatkan pamitan ke ibu tiara si jilboob dan dia tersenyum …tidak tau apakah ada artinya atau tidak.


TAMAT

https://goo.gl/H4Wq1W